Media Center GPM, 27 Juni 2013, Ambon
Diakonia merupakan salah satu catur panggilan gereja untuk melayani di tengah-tengah dunia. Setiap pelayan gereja diwajibkan untuk melakukan diakonia demi dan untuk mnghadirkan syaloom Allah di tengah-tengah dunia sebagai misi utama Yesus Kristus. Oleh karena itu, konsep-konsep pengembangan diakonia gereja perlu dilakukan sebagai sarana untuk menjalankan misi agung tersebut.
Dalam menjalankan kegiatan ini, Bpk Ribas, dari Diakonia PGI, tentang orientasi diakonia yang harus mengacu pada 4 isu besar yaitu, Kemiskinan, Capacity Building, Neo-Kharismatik, dan hubungan Islam-Kristen. Empat isu ini menjadi isu utama untuk digumuli oleh PGI dan Diakonia diharapkan bisa mengawali program-program tentang isu-isu tersebut.
Tanggal 27 juni 2013, Gereja Protestan Maluku (GPM) bersama PGI dan PKN (Gereja Protestan Belanda) mengadakan kegiatan TOT pengembangan diakonia Gereja Transformatif dan kontekstual kepada para Pendeta dan pelayan di 4 Klasis pulau Ambon. Kegiatan yang dilaksanakan di Gedung Gereja Baitrafa Jemaat GPM Suli ini diawali dengan ibadah yang dipimpin oleh Pdt E. Pattinama, M.Hum. Dalam khotbahnya, Ibu Pdt. E. Pattinama, menekankan tentang diakonia yang transformative yang membantu umat untuk menyelesaikan persoalannya, bukan dengan cara yang sederhana seperti diakonia yang karitatif.
Kegiatan yang dilakukan di jemaat GPM suli ini layak di beri apresiasi sebab kegiatan ini memberikan motifasi yang besar pada gereja dalam melakukan diakonia transformative di tengah-tengah dunia yang penuh dengan kegalauan dalam segi kehidupan umat. Dalam sambutannya, Bpk J. Noya, M.Th, meresponi kegiatan ini sebagai sesuatu yang sangat positif bagi pengembangan gereja ke depan, kendati pemahaman tentang diakonia gereja yang transformative telah berkembang di kalangan pelayan dan jemaat. Namun dalam prakteknya, seringkali terjadi hal-hal yang bersifat karitatif tersebut. Dalam kegiatan ini Pdt J. Noya, M.Th, mengharapkan agar peserta TOT ini bukan hanya bisa melakukan diakonia transformative tersebut, tetapi juga bisa menyebarkan bahkan melatih anggota jemaat lain, agar mampu melakukannya.