Ambon, sinodegpm.org - Bagi Jemaat GPM BETHEL - Klasis GPM Kota Ambon, perayaan Paskah tahun 2019 ini terasa berbeda. Pembedaan itu ditandai melalui akta Pembongkaran dan Peletakan Batu Penjuru Pembangunan Gedung Gereja Bethel yang baru, melengkapi perayaan Kebangkitan Yesus Kristus. Moment ini dipilih sebagai spirit bagi Jemaat GPM Bethel untuk mentransformasi kehidupan persekutuan, kesaksian, pelayanan dan spiritual umat, sebagaimana tuntunan tema Paskah GPM tahun 2019: "Kebangkitan Kristus Mentransformasi Kehidupan (Lukas 24:1-12) (baca juga Lima Transformasi Paskah, oleh Pdt. R. Rahabeat di media online TerasMaluku.com, 20 April 2019).
Ibadah peletakan batu penjuru dipimpin oleh Pdt. A.J.S. Werinussa, Ketua MPH Sinode GPM. Sebelum akta peletakan batu penjuru, Ketua MPH Sinode GPM juga mengaktakan pembongkaran gedung gereja Bethel, melalui pemukulan martil awal ke dinding/badan gedung gereja. Gedung gereja Bethel akan dibongkar rata dengan tanah usai ibadah pembongkaran, tanggal 28 April 2019 yang akan datang.
Pdt. A.J.S. Werinussa dalam khotbah yang mengacu pada Lukas 24:1-12 mengatakan, Tuhan tidak membutuhkan suatu rumah atau gedung. Kita juga tidak dapat membatasi atau mengurung Tuhan dan karya-Nya dalam suatu gedung, walaupun gedung itu bersifat suci, karena Tuhan berdiam di dalam setiap diri manusia dan semesta. Keberadaan setiap pribadi dan semesta jauh lebih besar nilainya dari kemegahan gedung apapun.
Pembangunan suatu gedung gereja membuktikan bahwa Tuhan itu ada. Bahwa Ia berkarya melalui berbagai cara dan berbagai pihak. Sehingga walaupun pembangunan itu tampak mustahil bagi kita - antara lain karena faktor dana yang besar dan ketidakmampuan jemaat dalam mengupayakannya - tetapi pada waktu yang tepat, suatu gedung gereja dapat ditahbiskan dan diresmikan. Karya-Nya itu tak terselami, dulu, kini bahkan sampai selama-lamanya. Pada jemaat-jemaat di perkotaan, juga untuk jemaat-jemaat di perdesaan, jauh dari pusat-pusat ekonomi dan kemajuan.
Kebangkitan Kristus adalah peristiwa iman. Fakta itu tidak perlu lagi diperdebatkan. Yang perlu kita pertanyakan kini adalah, apa makna Kebangkitan Kristus bagi kebangkitan kita (kekristenan).
Kebangkitan Kristus harus memberi makna bagi kita yang dalam banyak hal sesungguhnya sudah mati. Mati karena takut, kuatir, ragu-ragu dan tidak memiliki pengharapan. Mati karena merasa tidak memiliki apa-apa: tidak memiliki pekerjaan, masa depan, makanan dan minuman, kasih sayang, harta bendawi, dll.
Orientasi kepada "yang sudah mati" sering membuat kita tidak mampu beranjak atau keluar dari keterpurukan.
Problem kekristenan dewasa ini adalah "mencari yang hidup di antara yang mati". Kita cenderung mencari "kehidupan" dengan mematikan (mengorbankan) orang yang lain; tidak peduli dengan orang lain. Bukankah kenyataan itu sementara terjadi di sekeliling kita?
Kita harus keluar dari "kematian"; keluar dari rasa takut kita, rasa kecewa dan kekuatiran kita. Fokuslah kepada kehidupan kita. Kehidupan memang melahirkan tantangan. Tetapi dengan mengarahkan hati dan pikiran kita kepada kehidupan yang telah dianugerahkan oleh Kristus, maka tantangan sebesar apapun dapat kita kalahkan. Syaratnya, "carilah yang hidup di antara yang hidup". Kosa kata kita, perbuatan kita, haruslah berdampak kepada kehidupan.
Berdasarkan prasasti yang terpahat pada dinding gedung gereja Bethel, gedung gereja yang ada sekarang ini mulai dibangun tanggal 11 Agustus 1953, dan ditahbiskan tanggal 31 Oktober 1955.
Gedung gereja Bethel pernah mengalami renovasi besar, saat Jemaat GPM Bethel dipimpin oleh Pdt. M. Peilouw.
Peletakan Batu Penjuru dilakukan oleh Pdt. A.J.S. Werinussa, Ketua MPH Sinode GPM. Kemudian berturut-turut diikuti oleh Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Maluku; Sekda Kota Ambon yang diwakili oleh Assisten III Setda Kota Ambon; Ketua Klasis GPM Kota Ambon; Ketua Majelis Jemaat GPM Bethel, Pdt. D. Talakua; unsur Panitia oleh Ketua Panitia Pembangunan; unsur Perencana dan Pekerja/Tukang; unsur jemaat/umat oleh perwakilan dari 19 Sektor Pelayanan (mereka yang terpilih merupakan orang tua yang telah lanjut usia di Sektor Pelayanan (mereka yang terpilih merupakan orang tua yang telah lanjut usia di Sektor Pelayanan masing-masing); Sekretaris Klasis GPM Kota Ambon, diakhiri oleh para Pendeta Jemaat di Jemaat GPM Bethel.
Ketua Panitia Pembangunan Gedung Gereja Bethel yang baru, bapak Hengky Sahulatta, dalam sekapur sirih usai ibadah mengungkapkan sejumlah alasan yang melatari pembongkaran dan pembangunan gedung gereja Bethel yang baru.
Bahwa gedung gereja Bethel ini berbentuk semi permanen. Konstruksinya terbuat dari kayu. Studi kelayakan membuktikan bahwa struktur bangunan dan dindingnya sudah lapuk. Gedungnya telah mengalami kemiringan sekitar 5°. Pertambahan jumlah umat tidak sebanding lagi dengan daya tampung gedung.
Sejak ditahbiskan tanggal 31 Oktober 1955, gedung gereja Bethel telah digunakan selama hampir 64 tahun, dan dianggap telah melebihi usia ketahanan bangunan berbentuk semi permanen.
Sementara itu, gedung baru yang akan dibangun bergaya semi klasik, yang ditargetkan menelan biaya sebesar 13M.
Sedangkan Pdt. A.J.S. Werinussa dalam arahannya mengajak para pelayan dan umat di Jemaat GPM Bethel untuk mengutamakan persekutuan. Pembangunan suatu gedung gereja sering melahirkan banyak korban akibat perselisihan karena perbedaan pendapat, dll. Aspek persekutuan harus menjadi fondasi utama dari proses pembangunan ini. Karena itu, proses pembangunan ini jangan sampai menciderai persekutuan di jemaat ini, untuk alasan apapun. Cepat atau lambat penyelesaian gedung gereja baru ini, bukan semata-mata bergantung pada ketersediaan anggaran, tetapi kepada semangat persekutuan dimana Yesus Kristus adalah Kepalanya.
Setelah gedung gereja Bethel dibongkar, maka pelaksanaan ibadah Minggu akan berlangsung di gedung gereja Josef Kam pada jam 07.00, jam 09.00 dan jam 18.00. Di gedung gereja Elim (gang Singa) pada jam 09.00 dan jam 18.00. Sedangkan di gedung gereja Bukit Kemuliaan, jam 07.00.
Marilah kita berdoa, semoga Yesus Kristus memberkati maksud hati dan perbuatan tangan umat dan pelayan-Nya di Jemaat GPM Bethel, agar proses pembangunan gedung gereja Bethel yang baru dapat berjalan sesuai rencana-Nya.
Penulis : Pdt. M. Syauta, S.Th - Bendahara Sinode GPM
Editor : Media Center GPM