[Kairatu, sinodegpm.org] - Klasis GPM Kairatu melaksanakan rapat Konsultasi (21/8). Kegiatan ini melibatkan unsur Majelis Pekerja Klasis (MPK), para sekertaris bidang, dan pimpinan Jemaat (pendeta yang ditugaskan di jemaat), serta pendeta jemaat sebagai wujud berjalan bersama dalam menopang gerak pelayanan.
Tujuan dari Rapat Konsultasi yang dulunya dikenal sebagai rapat teknis tingkat Klasis ini membicarakan berbagai macam program yang akan dilaksanakan sepanjang semester dua tahun pelayanan 2017.
Rapat Konsultasi diawali dengan ibadah singkat yang dilayani oleh Pdt. J. Hitijahubessy, S.Th. Dalam refleksi singkat Hitijahubessy menekankan "sifat gembala yang berusaha mencari dan menemukan domba yang hilang, selain itu gembala juga dituntut untuk memiliki untuk berusaha mencari dan menemukan kehendak TUHAN dalam proses bergereja yang terimplementasi dalam program dan kegiatan baik pada tingkat Klasis maupun jemaat".
"Spirit berusaha mencari dan menemukan kehendak TUHAN merupakan cara pelayan meresponi panggilannya sebagai gemabala yang dipercayakan menggembalakan kawanan domba ALLAH. Dengan demikian para gembala (baca: pendeta/red) akan bertanggung jawab terhadap seluruh tugas dan tanggung jawab yang di embankan TUHAN kepadanya", tambah Hitijahubessy saat menyampaikan khotbahnya.
Ketua Klasis GPM Kairatu Pdt. Jaan. Z. Matatula, S.Th dalam sambutannya memberikan beberapa pokok pikiran anatara lain
- Pembinaan Umat, pelayan diajak untuk berkonsentarsi pada pembinaan Anak Remaja, Katekisasi dan Pemuda. Ini bukan berarti pembinaan terhadap kategori bina umat lainnya seperti Laki-laki, perempuan, warga gereja profesi, warga gereja senior diabaikan. Tetapi pembinaan kepada Anak Remaja, Katekisasi dan Pemuda mesti mendapat perhatian dan porsi yang lebih, karena merekalah yang akan menentukan arah dan kebijakan gereja ini ke depan, ketika mereka menjadi warga gereja dewasa nanti".
- Keberpihakan Gereja terhadap Lingkungan, salah satu isu besar yang mesti diselesaikan secara bersama sebagai institusi gereja adalah memastikan agar lingkungan hunian kita tidak menjadi bencana yang akan menghancurkan hidup kita sekarang dan anak cucu kita di masa mendatang, semisal banjir, tanah longsor, dan kebakaran hutan.
- Penguatan Kapasitas Pelayanan dalam kaitan dengan Penggunaan IT dan SIM GPM, menggunakan IT bagi kepentingan pelayanan menjadi pilihan yang cerdas dan tidak terelakan di era digital sekarang ini. Oleh karena itu pimpinan gereja mengupayakan agar para pelayan di jemaat-jemaat dalam penggunaan SIM GPM.
- Pembangunan Fisik dalam perspektif pembangunan umat, terakhir ini terjadi kecenderungan yang fenomenal dikalangan banyak jemaat untuk melakukan pembangunan fisik ketimbang pembangunan umat. Kita tetap berada pada perspektif teologis bahwa pembangunan fisik adalah bagian dari pembangunan umat, tetapi kecenderungan untuk mengabaikan pembangunan umat demi pembangunan fisik, itu yang bermasalah.
Kepemimpinan Kolegial, sederhananya kita bekerja secara Tim untuk mencapai maksud dan tujuan yang sama, dengan tetap memperhatikan job discription serta batasan tugas dan kewenangan masing-masing. Kepemimpinan kolegial juga butuh kesediaan untuk membangun kemitraan dengan semua steackholder yang ada pada lingkup kerja kita masing-masing. Pemerintah Desa, BPD, tua-tua adat, para guru, pimpinan kesehatan dan seterusnya adalah pemangku kekuasaan yang kita butuhkan dalam proses berjalan bersama untuk membangun jemaat-jemaat kita, sambil tetap kritis
Peran jabatan struktural dalam pelayanan gereja, jabatan-jabatan strukutral dalam pelayanan gereja adalah bagian dari kelengkapan organisasi dengan tujuan untuk memaksimalkan tugas pemberitaan Injil bagi umat. Pada titik ini, maka jabatan struktural tidak dipandang sebagai jabatan kekuasaan, tetapi jabatan pelayanan.
Rapat Konsultasi ini juga di informasikan tentang pencapaian program pelayanan sepanjang semester satu (bulan Januari s/d Juni) tahun pelayanan 2017, informasikan tentang hasil Rapat konsultasi tingkat Sinode yang berlangsung beberapa waktu lalu di Ambon. Adapun informasi yang diberikan Bapak Yan yakni tentang proses nikah Oikumene di mana liturginya sementara disusun, dan beberapa perubahan regulasi GPM.
Dalam Rapat konsultasi ini diberikan juga beasiswa kepada 12 orang anak berprestasi sebagai wujud apresiasi gereja terhadap prestasi anak. Hal yang membanggakan ialah bukan hanya anak-anak pada jemaat di wilayah pesisir saja yang mendapatkan beasiswa tetapi juga anak yang berasal dari jemaat pada wilayah pegunungan seperti jemaat Ahiolo, Rambatu, dan Rumberu.(DS)
Penulis : Pdt.D.Salampessy,.S.Si - Ketua Majelis Jemaat Manusia Klasis Pelayanan : Kairatu Editor : Media Center GPM