1. Latar Belakang
Jemaat Skusa Ukalahin adalah salah satu jemaat di Klasis Buru Utara. Secara geografis, sebelah Utara berbatasan dengan air skusa, sebelah selatan berbatasan dengan dusun Bitanangan, desa wasahe, sebelah timur berbatasan dengan air waegeren dan pegunungan, sebelah barat berbatasan dengan pegunungan.
2. Sejarah
a. Sejarah Negeri
Di sini perlu dilakukan sedikit penjelasan tentang sejarah negeri, karena sejarah penginjilan tidak terlepas dari sejarah negeri dalam konteks sosial kemasyarakatan. Skusa Ukalahin adalah dua negeri yang berada di Kepala Air Waegeren. Jarak antara negeri Skusa dan Ukalahin sekitar 1000 meter (1 KM). Nama Skusa diambil dari nama air yang bernama skusa, kemudian wilayah pemukiman di sekitar air itu dinamakan Skusa. Ukalahin juga adalah salah satu negeri di dataran Kepala Air Waegeren. Ukalahin artinya Pohon Bambu. Kedua negeri ini memiliki pemimpin atau kepala soa yang berbeda-beda. Saat konflik melanda Maluku tahun 1999, daerah Skusa Ukalahin ini adalah tempat transit bagi para pengungsi yang beragama Kristen dari Buru Utara. Setelah para pengungsi kembali ke daerah asalnya, ada beberapa orang yang tetap tinggal di tempat pengungsian dan bergabung dengan penduduk asli untuk membangun pemukiman. Saat ini telah tercipta 2 pemukiman baru yang berada di antara 2 negeri ini yakni kampong Tengah yang mayoritasnya adalah warga Jemaat GPM dan Tanah Tinggi yang mayoritas warganya adalah warga jemaat Gereja Sidang Jemaat Allah.
b. Sejarah Penginjilan
Daerah Waegeren Olong saat ini merupakan daerah penginjilan. Saat ini masih banyak orang yang belum mengenal Kristus, sebab mereka masih menganut agama suku (agama asli pulau Buru) dan bagi orang buru agama mereka adalah agama hindu. Walaupun ritual dan cara beribadah, kitab suci yang dimiliki berbeda dengan Agama hindu sebenarnya. Kehidupan dan kepercayaan mereka masih bersifat aninisme dan dinamisme. Adapun orang pertama yang memulai penginjilan di sekitar Danau Rana adalah Pendeta Deven, salah satu pendeta/penginjil dari Australia dari Gereja Sidang Jemaat Allah. Sudah banyak orang yang telah di baptis dan mengenal Kristus. Namun masih sebagian besar yang masih kepada kepercayaan lama yaitu menganut paham agama suku.
Orang pertama yang melakukan penginjilan dari Gereja Protestan Maluku adalah Penginjil Yafet Tasidjawa. Penginjilan yang dilakukan sejak tahun 1991. Dalam melakukan penginjilan, tentunya membutuhkan kerja keras dari gereja untuk terus melakukan misinya. Para penginjil/pendeta dari Gereja Protestan Maluku yang melakukan penginjilan ke waegeen Olong yaitu, Penginjil Yafet Tasidjawa, Penginjil Yulius Tasidjawa, Penginjil Yoel Solisa, Pendeta Sameaputy, Pdt Leunupna, Pdt Benny Eirumkuy, Pdt. Amos Pesireron, Pdt Elia Fatunlebit. Berdasarkan catatan dari Pdt Amos Pesireron, ia telah membaptis sekitar 200 orang yang berasal dari agama suku. Pembaptisan yang dilakukan antara tahun 2005-2011. Daerah-daerah yang dilalui untuk melakukan pekabaran injil yaitu dari Dusun Silewa, Desa Wailana-lana, Dusun Kudilale, Dusun Warey dan Dusun Skusa Ukalahin.
Buah dari penginjilan yang dilakukan oleh Gereja Protestan Maluku sangat berkembang pesat. Adapun orang orang pertama yang mengenal Kristus sebagai wujud penginjilan dari Gereja Protestan Maluku adalah Bapak Yusuf Leslessy (kini memberi dirinya untuk melayani sebagai seorang Tua Gama). Ia berasal dari Negeri Maanangan, Buru Utara. Ia di baptis di Klasis Buru Selatan. Ketika kehadirannya di Waegeren Olong, semua orang yang ada di Negeri maanangan belum beragama. Ia kemudian di benci, bahkan ada ancaman pembunuhan, namun dengan keyakinan imannya, ia bertahan. Ketika adanya perpindahan sebagian penduduk yang sudah mengenal Kristus mencari tempat yang aman maka Yusuf Leslesi bersama orang-orang yang juga telah di baptis turun dari maanangan dan membangun pemukiman baru di antara Negeri Skusa dan Ukalahin. Wilayah yang mereka tinggal di namakan Kampong Tengah, karena berada di antara negeri Skusa dan Ukalahin. Sedangkan sebagian lagi yang membangun pemukiman dekat negeri Ukalahin. Dan daerah pemukiman mereka dinamakan Tanah Tinggi. Mereka ini adalah warga Gereja Sidang Jemaat Allah. Karena perkembangan penginjilan yang begitu pesat, maka oleh Klasis Buru Utara Daerah Skusa Ukalahin dimasukkan sebagai salah satu sektor dari Jemaat GPM Miskoko. Dan di jadikan sebagai daerah Pekabaran Injil. Miskoko menjadi pusat daerah pekabaran injil di dataran Waegeren Olong.
Orang Skusa yang pertama di baptis adalah bapak Estepanus Nacikit (Kepala Soa - pangkat Prowisi). Kini menjadi Tua Gama pada Jemaat GPM Skusa Ukalahin. Ia dibaptis di Jemaat GPM Lamahang oleh Pdt Romroma dan kemudian ia kembali ke Skusa dan bergabung dengan orang-orang Kristen yang telah migrasi dari gunung. Para pelayan yang melanjutkan mengorganisir pelayanan di daerah itu adalah Pdt. Amos Pesireron (Ketua Majelis Jemaat GPM Miskoko tahun 2005-2011). Dari karya penginjilannya, ada banyak orang yang dibaptis, begitu pula meminimalisir perpecahan jemaat yang telah beralih ke aliran lain. Setelah itu penginjilan dilanjutkan oleh Pdt. Elia Fatunlebit (Ketua MJ GPM Miskoko, 2011 - Sekarang). Dan pada tahun 2013, oleh Sinode Gereja Protestan Maluku, telah mengutus salah satu Pelayan yakni Pdt. Gamaliel H. Wirtha sebagai Ketua Majelis Jemaat GPM Skusa Ukalahin yang pertama. Dengan demikian Skusa Ukalahin bukan lagi merupakan salah satu sektor pada Jemaat GPM Miskoko namun sudah menjadi salah satu jemaat pada Gereja Protestan Maluku, Klasis Buru Utara. Walaupun secara organisasi belum dilembagakan sebagai jemaat definitive.
c. Peribadahan
Ketika warga Jemaat Gereja Protestan Maluku sudah banyak maka mereka mulai melakukan ibadah-ibadah. Dan peribadahan itu di lakukan jika adanya para pelayan yang pergi ke Skusa Ukalahin. Awalnya Rumah dari Bapak Estepanus Nacikit di pakai sebagai tempat peribadahan. Namun Ketika warga jemaat mulai bertambah, maka mereka pun membangun 1 buah gedung gereja darurat untuk dilakukan ibadah. Dan gedung gereja itu dibangun sekitar 6 meter dari Rumah bapak Estepanus Nacikit yang berada di Skusa. Ketika masa perkembangan umat semakin pesat, maka Gedung Gereja darurat mulai di pindahkan dari Skusa ke Kampong Tengah oleh Penginjil Yafet Tasikdjawa dan Pdt Amos Pesireron (Ketua Majelis Jemaat GPM Miskoko 2005 - 2010). Selain itu, kedua pelayan ini bersama tokoh adat, Saroho Waemese (Kepala Soa - Mrimo), Akong (Kepala Soa), Portelu Nustelu meletakan pergumulan di kampong Tengah sebagai tempat tinggal warga Jemaat GPM Skusa Ukalahin.
3. Demografi
• Jumlah Warga Jemaat
Berdasarkan hasil observasi bulan juni 2013, Jemaat GPM Skusa Ukalahin memiliki 22 KK dengan jumlah jiwa 103 terdiri dari laki-laki berjumlah 48 orang dan perempuan berjumlah 55 orang.
Untuk memahami realitas Jemaat GPM Skusa Ukalahin, maka saya akan memaparkan data jemaat berdasarkan hasil pendataan melalui unit-unit pelayanan juni 2013 sebagai acuan. Jemaat GPM Skusa Ukalahin memiliki 1 Sektor pelayanan dan 2 Unit Pelayanan. Berdasarkan jumlah Kepala Keluarga, Jumlah jiwa pada masing-masing sektor maupun unit tidak merata. Jumlah KK maupun jiwa memiliki perbedaan yang cukup, namun pelayanan yang dilakukan terhadap anggota jemaat pada masing-masing sektor maupun unit berjalan dengan aman dan lancar.
Dalam jemaat GPM Skusa Ukalahin ada juga 3 keluarga yang istri dan suaminya berasal dari Agama Lain yakni Agama suku dan dari Gereja Sidang Jemaat Allah. Selain itu, ada 3 orang anak yang orang Tuanya masih beragama suku.
• Klasifikasi Usia
Kategori usia ini dimaksudkan agar dapat mengetahui keberadaan umat dengan usia-usia yang ada sehingga program pelayanan yang dilakukan dapat menyentuh keberdaan kelompok usia tersebut. Keberadaan anggota Jemaat secara keseluruhan berjumlah 103 jiwa dari 22 Kepala Keluarga, terdiri dari usia 0-3 tahun berjumlah 18 jiwa atau 17, 47%, usia 4-6 tahun berjumlah 10 jiwa, atau 9,70 %. Usia 7-9 tahun berjumlah 10 jiwa atau 9.70 % , usia 10-12 tahun berjumlah 8 jiwa atau 7,76%, usia 13-15 tahun berjumlah 11 jiwa atau 10,67 %, usia 16-45 tahun berjumlah 26 jiwa atau 25, 24 %, usia 46-59 tahun berjumlah 15 jiwa atau 14,56 % dan lansia usia 60-85 tahun 5 jiwa atau 4,85 %. Sedangkan untuk usia 86 tahun keatas tidak terdapat di dalam unit-unit pelayanan.
a. Klasifikasi Tingkat Pendidikan
Kebanyakan dari warga jemaat GPM Skusa Ukalahin tidak bersekolah. Sekitar 54 0rang atau 50, 48 % adalah warga jemaat yang tidak bersekolah. Sedangkan 42 orang atau 40, 77 % adalah warga jemaat yang baru menikmati pendidikan dan yang akan menikmati pendidikan. Mereka ini adalah anak-anak mulai dari 0 tahun sampai 12 tahun. Anggota jemaat yang memiliki ijasah SD yaitu 7 orang atau 6,79 %. Kini yang melanjutkan ke SMP adalah 2 orang dan 5 orang telah memilih untuk bekerja di tambang dan juga Namlea.
b. Klasifikasi Pekerjaan
Jemaat GPM Skusa Ukalahin adalah jemaat yang berada didaerah pegunungan. Pekerjaan warga jemaat, mayoritasnya adalah Petani.
c. Kategori BinaUmat
Efektifitas pelayanan dalam jemaat yang mana menjadi perhatian dari semua pihak dalam pengembangan pelayanan dalam Jemaat GPM Skusa Ukalahin. Dalam dinamika peribadahan yang terjadi, secara kuantitas, kehadiran umat tidak statis, kadang banyak, kadang sedikit. Sebagai jemaat yang baru, maka baru saja dibentuk beberapa wadah pelayanan yaitu Unit dan SMTPI. Dari kenyataan yang terlihat nampak dalam ibadah unit, secara kuantitas masih sangat sedikit, partisipasi umat yang minim berdampak pula dari segi kualitas dalam memahami ibadah sebagai kebutuhan hidup dan hidup secara persekutuan. Kondisi riil ini pula berdampak pada program-program pelayanan yang mesti diterapkan.
Dari tabel kelompok bina umat diatas, maka dapat dikatakan bahwa kehadiran anak-anak pada setiap ibadah sangat baik dari jenjang TK - Remaja. Untuk potensi AMGPM berdasarkan kategori usia 17-45 Tahun sebanyak 26 orang. Saat ini wadah pemuda gereja/ AMGPM belum di bentuk. Selain itu untuk Wadah Pelayanan Laki-laki dan Wadah Pelayanan perempuan dalam kategori usia yakni untuk pelayanan laki-laki berjumlah 16 orang dan pelayanan perempuan sekitar 19 orang. Wadah ini juga belum terbentuk sampai saat ini. Selain itu dalam Jemaat GPM Durjela terdapat manusia lanjut usia dengan jumlah yang cukup banyak yakni 5 orang dan selama ini belum ada wadah yang dapat mengumpulkan mereka untuk memberikan perhatian.
d. Keadaan Masalah Penyandang Sosial
Dari tabel diatas maka dapat digambarkan bahwa kondisi warga jemaat GPM Skusa Ukalahin yang menyandang masalah sosial secara keseluruhan berjumlah 8 yakni janda 6 orang dan anak Yatim Piatu 2 orang yang tersebar dalam 2 unit pelayanan.
e. Status Sakramental
Warga Jemaat yang belum di baptis sebanyak 8 orang atau 7,76 %, sudah di baptis 95 orang atau 92,23 %. Untuk sidi, yang belum sidi, 73 orang atau 70,87 %, dan yang sudah 30 orang atau 29,12. Untuk yang belum nikah 73 orang atau 70,87 % dan yang sudah menikah 30 orang atau 29,12 %. Untuk warga jemaat yang belum baptis, karena masih beragama suku namun mereka sudah turut dalam ibadah maupun kerja dalam jemaat dan juga belum ada kesiapan orang tuanya untuk membawa anak-anaknya untuk dibaptis. Bagi warga jemaat yang belum sidi, karena sebagian besar dari mereka adalah anak-anak sedangkan untuk usia 17 tahun ke atas yang belum sidi berkisar antara 5-10 orang. Untuk warga jemaat yang belum menikah, karena usia masih anak-anak. Namun yang sudah berumah tangga dan belum menikah secara gerejawi sebanyak 3 pasang. Data ini menunjukan bahwa kesadaran anggota Jemaat dalam memenuhi status sebagai anggota gereja cukup baik dan juga pelayanan yang dilakukan serta pembinaan kepada mereka cukup baik. Meskipun demikian dapat dikatakan bahwa masih ada beberapa anggota Jemaat yang belum dibaptis, sidi maupun menikah. Kondisi ini haruslah menjadi catatan penting bagi para pelayan dalam melaksanakan pelayanan bagi seluruh anggota Jemaat dalam memenuhi status sakramental lewat pelayanan pastoralia.
4. Kondisi Pendidikan
Di Jemaat GPM Skusa Ukalahin ada 1 buah gedung sekolah SD dan 1 buah Gedung Sekolah SMP. Secara fisik kedua gedung sekolah ini baik. Namun sampai saat ini tidak ada aktivitas belajar mengajar. Berdasarkan informasi yang didapatkan kehadiran guru disana hanya untuk melakukan Ujian Nasional dan setelah itu mereka kembali ke kota dan menunggu sampai ujian nasional berikutnya.
Warga jemaat GPM Skusa Ukalahin sebagian besar tidak memiliki ijasah. Hal ini karena anak-anak yang masih duduk di bangku pendidikan (SD) dan juga banyak warga jemaat yang tidak bersekolah. Tamatan SD berjumlah 5 orang dan saat ini 3 orang sementara melanjutkan studinya di SMP dan sisanya sudah bekerja di Namlea, baik di tambang maupun di warung.
5. Kondisi Sosial Kemasyarakatan
Sebagian besar masyarakat di Skusa Ukalahin adalah masyarakat Asli Pulau Buru yang terdiri dari beberapa marga yakni Waemese, Leslessy, Nacikit dan selain itu ada juga marga Behuku, Tasane, Seleky, Waer, Tomhisa/Liligoly. Adanya marga-marga ini karena perkawinan. Asal muasal adalah berasal dari Buru Selatan dan Kecamatan Waeapo - Buru Utara. Namun hubungan antar warga ini berjalan dengan baik.
6. Kondisi Ekonomi
Berbicara tentang Ekonomi Jemaat berkaitan dengan Sumber Daya Alam yang dimiliki, tenaga-tenaga pengelola yang handal yakni Sumber Daya Manusia dan fasilitas-fasilitas pendukung lainnya. Pada umumnya gambaran ekonomi jemaat berkaitan erat dengan jenis pekerjaan dan kemampuan produktivitas warga jemaat. Dengan kata lain ekonomi jemaat merupakan kinerja dari keseluruhan sumber-sumber yang ada. Baik sumber Daya Manusia sebagai penggerak maupun Sumber Daya Alam sebagai objek perekonomian dan pendapatan serta peluang-peluang usaha yang ada didalam masyarakat. Untuk wilayah Pulau Buru khususnya daerah Kepala Air Waegeren, memiliki alam yang cukup luas. Jika lahan itu dimanfaatkan dengan baik maka dapat mendatangkan suatu kehidupan yang baik. Hasil alam yang begitu melimpah yakni hasil kayu,Damar dan hasil pertanian seperti Coklat
Pengaruh utama ketidakstabilan ekonomi warga jemaat adalah tidak adanya badan usaha untuk merekrut para pekerja. Sehingga bisa bekerja untuk menambah penghasilan keluarga mereka. Selain itu juga ada warga jemaat yang melakukan penjualan hasil-hasil pertanian sepert coklat dengan perjalanan selama 2 hari dengan jalan kaki. Sehingga anggota jemaat hanya bisa menjual coklat sesuai dengan kemampuan untuk memikilnya. Dengan kenyataan ini sangat sulit untuk memprediksi berapa besar pendapatan warga jemaat per bulan.
Sektor ekonomi riil sebagai potensi ekonomi yang bisa dikembangkan untuk peningkatan ekonomi. Kios sebagai suatu jenis usaha yang bisa mendatangkan keuntungan bagi warga jemaat. Sebagai daerah dipegunungan usaha kios juga dapat meningkatkan pendapatan umat. Kios bisa membantu masyarakat dalam membeli kebutuhan mereka sebab jarak antara Jemaat Skusa Ukalahin dengan pusat kota yang cukup jauh membuat masyarakat bisa membeli kebutuhannya di kios yang ada di jemaat GPM Skusa Ukalahin. Keuntungan dari kios juga tidak terlalu banyak karena mereka hanya bisa membawa barang jualan sesuai kemampuan.
Akhir-akhir ini wilayah Buru Utara ditemukan pertambangan Emas yang membuat warga jemaat juga pergi untuk bekerja dengan penghasilan yang tidak menentu. Dengan demikian belum bisa menentukan dengan pasti tentang pendapatan warga jemaat. Dampak dari ketidakstabilan ekonomi berimbas pada tingkat kesejahteraan warga jemaaat. Kemiskinan menjadi bagian kehidupan warga jemaat akibat ketidakmampuan ekonomi dan tingkat pendidikan yang rendah dalam pengelolaan hasil pertanian
7. Kondisi Kesehatan
Masalah kesehatan merupakan masalah yang menjadi perhatian penting oleh gereja. Dalam meningkatkan kesehatan yang baik bagi anggota jemaat maka perlu sosialisasi hidup sehat bagi anggota jemaat. Kondisi lingkungan warga jemaat GPM Skusa Ukalahin belum tertata dengan rapi sebab dalam lingkungan warga jemaat, hewan-hewan piaraan (babi) masih berkeliaran dalam pemukiman warga, selain itu belum tersedianya drainase sehingga ketika musim hujan terjadinya banjir atau genangan air dalam pemukiman warga. Selain itu, warga jemaat belum memiliki kamar mandi, Kakus/WC. Mereka masih melakukan aktivitas mandi maupun buang air di Kali.
Di dalam jemaat belum tersedianya sarana dan prasarana kesehatan sehingga dalam proses persalinan, warga jemaat menggunakan jasa mama biang dan pelayanan dari para pelayan (MJ).
8. Penutup
Ini adalah Gambaran awal dari Jemaat GPM Skusa Ukalahin. Semoga bisa bermanfaat.
[gallery ids="127,126,125" orderby="rand"]