[Ambon, sinodegpm.org]- Paskah adalah Perayaan tentang Kristus yang menang atas kuasa maut dan bangkit.
Gembala Yang Menjemaat
Dalam suasana perayaan kemenangan, seorang Gembala Pdt.Drs.A.J.S.Werinussa,.M.Si yang telah menjadi Ketua Sinode GPM menjumpai umat dan para pelayan di Jemaat GPM Saunulu sebagai simpul Keluarga Allah dan relasi kegembalaan, dalam rangka peresmian dan pentahbisan gedung gereja baru di Sektor Zaitun.
Pejalanan menuju Sektor Zaitun dijalani dengan penuh sukacita. Sepanjang perjalanan, sejauh mata memandang, nampak pepohonan cengkih tegap berdiri. Tidak salah, jika sejak dulu wilayah Tehoru dikenal sebagai daerah yang kaya akan hasil cengkih.
Saat tiba di gapura masuk, Pelayan Tuhan Pdt.Drs.A.J.S.Werinussa (Ketua Sinode GPM) disambut dengan orkes menggunakan suling bambu serta paduan suara anak-anak Sekolah Minggu Tunas Pekabaran Injil (SMTPI) menampilkan tarian cakalele melengkapi "ritual" penyambutan. Tanda penerimaan dan pengakuan sebagai bagian dari anak negeri Saunulu di tandai dengan pemasangan Asope dikepala Pdt.Drs.A.J.S.Werinussa,.M.Si (Ketua Sinode GPM).
[gallery size="medium" ids="3968,3962,3969"]
Relasi Kegembalaan
Bersamaan dengan perayaan paskah Kristus, 16 April 2017, warga Jemaat GPM Saunulu yang mendiami bukit Zaitun - Mangga Dua merasakan sukacita mendalam. Karena dengan perkenan Tuhan Yesus, gedung gereja yang dibangun selama 1 tahun 11 bulan dan 6 hari, menghabiskan biaya sekitar 94 juta, dengan luas 23,5 x 6 m akhirnya diresmikan. Tanah lokasi gedung gereja baru merupakan pemberian Bapak Naftali Lilihata. Kehadiran basudara (saudara) Muslim dan para Pendeta se-Klasis Telutih makin melengkapi semarak perayaan.
Zaitun adalah salah satu Sektor Pelayanan dari Jemaat GPM Saunulu. Sektor Zaitun berjarak sekitar 2 km dari pusat jemaat di Saunulu, yang terdiri dari 40 kepala keluarga.
Pertambahan jumlah jiwa di Sektor dengan luas wilayah pelayanan jemaat menjadi salah satu alasan utama pembangunan gedung gereja, sebagai aktualisasi keputusan Sidang Jemaat ke-19 tahun 2015. Sebelumnya umat beribadah di gedung gereja Elim yang sudah tua.
Spirit untuk kembali kepada nilai-nilai budaya sebagai kearifan lokal dan kekayaan bersama Salam-Sarane Islam dan Kristen), serta mengalami pengalaman ditolong oleh Tuhan Yesus di masa-masa sulit saat konflik menjadi pengakuan yang terpatri di hati jemaat, sehingga oleh Werinussa, untuk penamaan Gedung Gereja disarankan untuk diganti: dari Bk Zaitun menjadi "Lahatala Sopo", yang berarti Tuhan Penolong.
Penyelesaian dan pentahbisan gedung gereja Lahatala Sopo boleh selesai karena campur tangan banyak pihak, mereka adalah para "pahlawan" tanpa nama. Baik dalam tanggung jawab sebagai Majelis Jemaat, Panitia Pembangunan, Raja Negeri Saunulu bersama Staf dan seluruh Warga Jemaat. Proses pembangunan dapat dipercepat karena topangan Jemaat GPM Wayame (Klasis Pulau Ambon Utara), Jemaat GPM Eri (Klasis Pulau Ambon) dan basudara (saudara) Muslim di Saunulu dan sekitarnya.
Kehadiran basudara (saudara) Muslim, Ketua Majelis Jemaat Wayame dan perwakilan dari Jemaat GPM Eri saat peresmian dan pentahbisan gereja Lahatala Sopo adalah penanda semakin lekatnya hubungan-hubungan persaudaraan antar jemaat dan masyarakat di Telutih yang melintasi batas suku, agama dan budaya.
Setelah pentahbisan usai, ibadah perdana dilayani oleh Pdt. Max Syauta,.S.Th (Bendahara Sinode GPM).
Dari Bible Sentris Menuju Local Wisdom
Werinussa dalam arahannya mengajak jemaat untuk memelihara persaudaraan, baik di tengah jemaat, antar jemaat juga antar komunitas beragama. Memelihara persaudaraan adalah juga bagian dari memelihara budaya sebagai kearifan lokal. Karena itu, nama-nama gedung gereja yang "Bible Sentris" hendaknya dipertimbangkan untuk diganti. Termasuk nama Sektor Zaitun ini Kalau bisa diganti namanya menjadi Sektor Kebun Cengkih saja.
Awalnya diberi Nama Bk Zaitun yang telah berubah nama menjadi Lahatala Sopo mengangkat simpul nilai-nilai budaya menjadi identitas bersama dalam menyampaikan kabar sukacita, mendekatkan historis teks Alkitab kepada konteks tanpa mengaburkan nilai Teologisnya.
Werinussa juga mengajak jemaat untuk memasuki rumah Tuhan yang baru dengan hati dan hidup yang baru. Pembaruan hidup adalah pesan penting dari kebangkitan Kristus. Melalui pembaruan hidup kita siap menjadi saksi-saksi yang siap pergi berhadapan dengan tantangan. Kristus yang menang atas maut menghendaki setiap orang Kristen menjadi yang terbaik dibidangnya.
Sebab itu, jika Saudara-saudara adalah petani, jadilah petani yang tekun dan setia; jika Saudara-saudara adalah pelajar, jadilah pelajar yang rajin belajar (menuntut ilmu); jika Saudara-saudara adalah jemaat, jadilah jemaat yang tekun dalam beribadah, dalam berdoa dan dalam membaca firman Allah. Itulah sumber kekuatan kita, tambah Werinussa.
Werinussa berterima kasih atas peran serta umat dan para pelayan dalam menopang pelayanan, serta pemberian gedung gereja yang representatif kepada GPM.
Penulis : Pdt.Max.Syauta,.S.Th - Bendahara Sinode GPM Editor : Media Center GPM