Postingan 26 Juni 2013, Ambon
Usaha-usaha untuk perdamaian terus disuarakan dan dilakukan di Maluku, kali ini Gereja Protestan Maluku memiliki kesempataan untuk menyuarakan hal yang sama melalui penguatan kapasitas pemuda untuk perdamaian di Maluku. Kegiatan yang dilaksanakan oleh Biro Keesaan dan hubungan agama-agama Sinode GPM mengundang puluhan pemuda-pemudi dari klasis Pulau Ambon, Ambon Timur, dan Ambon Utara, tak lupa juga mengundang pihak kepolisian dan KomnasHAM sebagai fasilitator dalam kegiatan ini.
Dalam sambutanya Pdt Nick Taberima, selaku Sekdep Keesaan, menekankan tentang urgensi kehadiran pemuda dalam posisi resolusi konflik. Taberima menekankan tentang pelaku-pelaku konflik yang paling banyak di kalangan pemuda tetapi tidak menutup kemungkinan kalau pemuda bisa diarahakan kea rah yang positif yaitu sebagai pelaku-pelaku perdamaian.
Dalam kesempatan yang sama, Pdt J Noya, M.Th hadir selaku MPH Sinode GPM menghadiri sekaligus membuka pelatihan ini dengan resmi. Dalam sambutannya, Pdt Noya, sangat meresponi positif apa yang sementara dilaksanakan, kegiatan yang dilakukan merupakan hal yang strategis dalam melihat fenomena konflik di Maluku, yang mana pemuda sebagai pelaku konflik, tetapi ada juga yang berperan sebagai pelaku perdamaian. Peran pemuda dalam mengusahakan perdamaian perlu dilakukan secara bersama-sama dengan pihak-pihak terkait, dalam hal ini pemerintah. Yang diungkapkan dalam frasa sambutan, “Karena bersama kita, pemerintah bisa melakukan hal yang besar, bersama kita, gereja bisa melakukan hal yang besar, bersama kita dunia ini bisa melakukan hal yang besar.
Kegiatan ini dilaksanakan di Gedung gereja Ebenhaezer, jemaat GPM Skip. Dan akan dilaksanakan selama 3 hari, sejak 26-28 Juni 2013. Kegiatan ini diharapkan mampu berkelanjutan dan dibarengi dengan aksi yang berguna bagi perdamaian Maluku.