Postingan 18 Juni 2013, Ambon
Kegiatan lanjutan Pelatihan fasilitator pencegahan trafficking tahap kedua kembali lagi dilakukan di jemaat GPM Latuhalat ( Gereja Pniel ) sebelumya kegiatan ini pertama kali diadakan di Jemaat GPM Sion Batu gajah.sebagai pembuka pelatihan tersebut diawali dengan ibadah dan dalam ibadah tersebut bertugas sebagai pelayan firman saat itu Pdt. A.J.Timisela S.Si. Masalah trafficking atau perdagangan manusia,akhir-akhir ini mulai berdampak kepada mereka yang peduli terhadap masalah kemanusiaan. Trafficking ini terjadi berdasarkan tingkat ekonomi yang kemudian memaksakan segelintir orang dengan nekat melakukan tindakan keji demi menaikkan tingkat pendapatan bagi mereka .pelatihan ini dihadiri oleh para pendeta se-klasis GPM yang berjumlah sebanyak 40 orang dan dua orang fasilitator yang dihadirkan dalam pelatihan yakni Pdt DR. Lies.Mailoa membahas tentang sharing dan evaluasi, bpk Hendry.Souisa tentang konsep fasilitator.kegiatan ini akan berlangsung selama tiga hari terhitung tanggal 18 sampai dengan 20 juni 2013.
Trafficking merupakan bentuk pelanggaran HAM dimana manusia sudah dianggap seperti barang dan ini sudah terjadi di maluku tapi kita belum menyadarinya olehnya gereja merasa perlu untuk memberikan informasi dan informasi ini dimulai dengan peran pendeta di jemaat dia bertugas.melalui para pendeta diharapkan informasi ini bisa di sampaikan kepada anggota jemaat sehingga mereka lebih sadar apa saja yang bisa terjadi dengan anak-anak dan orang di sekitar mereka.hal inilah yang merupakan langkah awal gereja menyuarakan seruannya terhadap trafficking, dan tahapan yang kedua pengembangan isu ini juga dapat melatih bagaimana pendeta memfasilitasi masalah ini ke jemaat. Ini bukan saja tanggung jawab negara tetapi gereja juga merasa perlu bertanggung jawab ujar Pdt. Rina talaway saat diwawancarai oleh media center GPM
Pdt. V. Untailawan M.Th dalam paparan singat mengatakan bahwa GPM perlu melakukan pelatihan ini sebab kebanyakan trafficking ini terjadi dalam ruang lingkup kepelayanan GPM, oleh sebab itu pelatihan ini perlu diberikan kepada para pendeta supaya nantinya mereka bisa melakukan proses pembekalan bagi jemaat-jemaat dimana mereka melayani. Satu hal yang menjadi catatan kita adalah seringkali pelatihan-pelatihan kita ini sudah dilakukan tetapi kita belum bisa melakukannya di jemaat. Oleh karena itulah diperlukan komitmen. Kita tidak hanya membutuhkan aspek kognitif dan efektifnya, tetapi yang lebih penting adalah psikomotorik. Oleh karena itulah proses ini sangatlah penting bagi gereja dalam rangka pelayanannya ke depan.
Akhir sambutannya, Ia membuka dengan menyebutkan moto kita, Aku (Paulus) menanam, Apolos menyiram tetapi Allah yang memberikan pertumbuhan, saya membuka kegiatan Pelatihan Pencegahan Trafficking Tahap II ini dalam nama Bapa, Putera dan Roh Kudus.disaat itupula Pdt V.Untailawan memukul toleng-toleng sebagai tanda kewaspadaan kita terhadap ancaman disekitar kita khususnya trafficking.