(sebuah catatan)
Jemaat GPM Waisamu, 20-21 Juli 2014
Pdt. Nik Taberima.S.Th
Pelatihan dan Workshop Oikumene dilaksanakan oleh Departemen Keesaan dan Hubungan Agama-agama Sinode GPM di Klasis Kairatu Jemaat GPM Waisamu. pada tanggal 20-21 Juli 2014, yang dihadiri oleh Utusan dari 6 Klasis (Kairatu, Masohi , Seram Barat, Taniwel, Teluti, Seram Timur). Selain itu pelatihan juga dihadiri oleh utusan dari Gereja-Gereja Saudara yang berada di wilayah Kairatu dan Kairatu Barat, yang keseluruhannya berjumlah 44 orang.
Kegiatan ini dibuka oleh Wakil Ketua Sinode GPM. Pdt. J.N. Noya, M.Th dalam Ibadah Pembukaan. Ibadah Pembukaan dilayani oleh Pdt. Nik Taberima yang adalah Sekretaris Departemen Keesaan dan Hubungan Agama-Agama Sinode GPM.
Penyelenggaraan kegiatan ini dilakukan dengan paparan materi dan konsep dan diskusi kelompok. Kelompok dibagi menurut Klasis dan Gereja Saudara per Kelompok. Tujuan dari pembagian kelompok ini untuk membangun “proses penggalian harapan” tentang konsep resiko dari pandangan orang Kristen tentang Hubungan Oikumenis, sehingga dapat diperoleh informasi yang tepat terkait dengan identifikasi dan diskusi masalah pada level pengambil kebijakan, keputusan dan strategi pelayanan di tingkat jemaat, Klasis dan Sinode.
Kegiatan Pelatihan dan Worksop Oikumene ini juga menghadirkan 3 (tiga) orang pembawa Materi Penting terkait dengan membangun hubungan kebersamaan diantaranya:
No. |
Pembawa Materi |
Materi |
1 | Prof. Hermien. L. Soselissa | Prespektif Sosial Budaya dalam Membangun Hubungan Damai dengan Semua Orang |
2 | Abdul Manaf Tubaka, M.Si | Membangun Perdamaian Antar Iman (Sudut Pandang Islam) |
3 | Pdt. DR. Lies Mailoa – Marantika | Membangun Kesadaran Oikumenis dalam Rangka Misi Kristus |
Materi sajian yang dipaparkan turut membuka wawasan berpikir Peserta untuk kemudian dapat menggali model-model hidup bersama yang dapat menolong keperbedaan dalam berbagai segi kehidupan ( budaya, agama, denominasi gereja dan lainnya). Beberapa hal yang menjadi focus perbincangan antara lain:
1) Budaya Pela Gandong hendaknya dilihat sebagai media yang baik untuk mengatasi konflik antar denominasi gereja.
2) 2 hal penting untuk membangun perdamaian antar iman baik muslim maupun Kristen adalah
- harus dapat menghilangkan “Truth Claim Eksklusif (merasa paling benar dan orang lain salah)
- Merubah paradigm/cara pandang terhadap agama “bahwa agama hanyalah alat” sehingga model dialog yang ditawarkan untuk membangun perdamaian antar iman adalah : Dialog Kehidupan (perjumpaan yang tulus), Dialog Kerja Sosial, Dialog Monastis (Pertukaran pengalaman religious), Dialog Doa (semua agama berdoa bersama), serta Dialog Teologis untuk mencari titik temu dan perbedaan
- Pikiran Rekomendatif untuk dapat membuat Program-program hidup bersama antara GPM dan MUI
3) Membangun Kesadaran Oikumenis dalam Rangka Misi Kristus.
Pdt. Ny. DR. Lies Mailoa – Marantika mengedepankan tentang Regulasi peraturan pokok, PIP- RIPP GPM dan 3 profil bergereja “umat, pelayan dan lembaga”, serta kontribusi GPM pada berbagai level (Indonesia, Asia dan dewan gereja-gereja sedunia)
Bersamaan dengan itu, Pokok-pokok Tugas Panggilan Bersama (PTPB) yang menjadi penekanan bersama merupakan strategi yang meletakan kerangka dasar bersama gereja-gereja anggota persekutuan gereja-gereja di Indonesia (PGI). Menurut Dr. Lies Mailoa, Persekutuan atau Kebersamaan harus mengakar kalau tidak hanya bersifat kosmetik yang mudah hilang. Ditegaskan bahwa baptisan menyelam atau percik itu hanyalah cara dan bukan tujuan. Bahwa inti baptisan itu adalah dibaptis dalam nama Allah Bapa dan Roh Kudus.
Beberapa gagasan yang coba dikedepankan guna mewujudkan kesadaran oikumene adalah :
- Berbagi sumber daya: kepakaran, pengetahuan
- Advokasi untuk kemanusian
- Merumuskan “code of conduct” kehidupan beroikumene ditingkat komunitas
- Dialog teologi
- Dialog kerohanian dll yang bisa di kembangkan
- Merumuskan kode etik kehidupan beroikumene
- Asvokasi untuk kemanusiaan
- Stigmatisasi gereja perlu dihilangkan
Pdt.Z.Sahertian,S.Si
Satu hal yang merupakan kesepakatan dari workshop ini adalah bahwa untuk konsep dan pantauan tentang kondisi atau permasalahan Oikumene bahwa semua
masukan dapat berguna untuk merancang bangun disain strategi dalam rangka menjawab persoalan-persoalan oikumenis terhadap gereja-gereja di Maluku (GPM & Gereja-gereja saudara). dimana dalam kenyataan bergereja tersebut mampu memberikan gambaran dan informasi bagi pengambilan kebijakan di level Sinode (Hasil diskusi melahirkan isu-isu problematic) yang akan ditindaklanjuti kemudian
Kesimpulan
kegiatan pelatihan dan workshop oikumene yang dilakukan dengan serangkaian kegiatan. Beberapa hal yang telah dirampung akan ditindak lanjuti pada level sinode.
By : Pdt.Okter Tapilouw, S.Th