[Ambon, sinodegpm.org] - Mengawali tahun baru 2017 Klasis GPM telutih melangsungkan pelatihan Pengembangan Manajemen Pelayanan GPM dalam bentuk Online dan Offline termaksud didalamnya ada pemutahiran database menggunakan aplikasi GPM yaitu SIM GPM (manajemen sistem informasi gereja protestan maluku). Kegiatan ini diagendakan berlangsung mulai 17-20 Januari 2017.
Peningkatan kapasitas pelayan berlangsung di Pusat Klasis Jemaat GPM Lafa Gedung Gereja Bethel, melibatkan seluruh pendeta seklasis, penatua, diaken dan para operator jemaat. Klasis GPM Telutih memayungi duapuluh jemaat pelayanan yang terletak di kabupaten Maluku Tengah, secara geografis medan gumul pelayananya meliputi wilayah pesisir dan pegunungan.
Pelatihan diawali dengan ibadah, menyuguhkan Firman Tuhan dari Filipi 2:14-16 dibawah judul Tetaplah kerjakan keselamatanmu.
Mengawali khotbahnya pelayan firman bertanya kepada para peserta pelatihan demikian, manakah yang benar ? kenal dulu baru tahu atau tahu dulu baru kenal. Sebagian ada yang mengatakan kenal dulu baru tahu atau kenal , dan ada juga yang menjawab tahu dulu baik-baik baru kenal atau mengenalnya. Sebab mengetahui pasti mengenal dan mengenal pasti juga mengetahui.
Ia juga menguraikan isi khotbah katanya, Dalam kemajuan perkembangan Iptek kita selalu diperhadapkan dengan sesuatu yang baru dan terasa asing, sekarang kita diperjumpaan lagi dengan salah satu istilah yaitu SIM GPM dan pengembangan Manajemen Pelayanan, ini merupakan produk GPM yang mesti dikonsumsi oleh kita semua sebagai para pelayan. Apa pentingnya dan fungsinya ? SIM terkait dengan pengelolaan data dan prinsipnya data itu penting untuk manajemen pelayanan yang akan dikomunikasikan melalui Media Center GPM. Nanti kita akan berproses bersama dengan kedua fasilitair kita, Ucap Pdt. Grace Watilete,.S.Th lulusan UKIM angkatan 2001.
Pdt.Grace.Watilete yang kini melayani di jemaat nayet kembali mencerahkan para peserta pelatihan melalui kajian teks ungkapnya, kalau didalam teks Alkitab kita pernah membaca sekaligus menemui penjelasan tentang kegiatan untuk mencatat data-data seperti misalnya matius mencatat dengan sangat rapi dan begitut sistem matis tentang silsila ketrurunan Yesus Kristus atau misalnya Bilangan Pasal Satu yang mencatat dan menghitung secara garis-garis besar secara sistematis, ada juga sislsila dan keturunan israel yang dihitung menjadi bahagian sejarah. Ini berarti data atau informasi adalah sebuah kebutuhan.
Peningkatan kapasitas pelayan yang berlangsung diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengolahan dokumen pada semua jenjang pelayanan pada lingkup klasis sehingga akurasi dokumen menjadi akurat serta valid berdasarkan data.
Disadari sungguh bahwa Sistem Bergereja kita mengharuskan kita mau dan tidak mau, suka dan tidak suka pekerjaan mengelolah data menjadi bagian akurasi yang harus kita lakukan sebab disitulah kita mampu meletakan proses perencanaan dan apa yang harus kita capai dalam kaitan dengan visi dan misi padah setiap level pelayanan kita di GPM, Tutur Pdt.C.lawalata,.STh yang baru beberapa bulan memulai tugas dan tanggung jawabnya sebagai Ketua Klasis Telutih mengawali sambutannya.
Gereja kini berada ditengah-tengah era digital pusaran sama kebanjiran informasi dan data. Bagaimana kita mengelola semua data atau informasi yang bertebaran secara online mejadi pengetahuan ? maka GPM berjalan dalam gelombang yang sama dalam zaman dengan tetap kritis, kretaif juga teologis menyaring setiap perubahan untuk diterima menjadi prodak GPM secara utuh.
Majelis Pekerja Klasis Telutih merasakan penting bersama-sama dengan gereja ini untuk melaksanakan peningkatan kualitas kapasitas pelayan oleh sebab itu seluruh unit pengelolah yang harus kita tingkatkan. Ketua Majelis jemaat sebagai manajer menjadi bahagian utuh dalam sebuah sistem yang berjalan bersama (sunhodos), karena itu pelatihan kita kedepan menjadi bahagian utuh untuk diserap, Tegas Lawalata menambahkan.
Aplikasi SIM GPM merupakan basisdata GPM meletakan acuan pelayanan, perencanaan pelayanan serta dokumennya. Sehingga Media Center GPM menjadi corong pemberitaan mengkomunikasikan pelayanan GPM kepada publik dalam bentuk digital melalui akun media sosial yang telah dimiliki oleh GPM seperti website, Facebook, twitter, serta YouTube. Untuk memahami, mengunyah dan menelan penjelasan dimaksud maka Pdt.M.Manjaruni (media Center GPM) dan Bapak Rudi Tupan (keuangan GPM) akan berduel mengantarkan kita beberapa hari kedepan menyelami samudera biru dengan menuntaskan setiap sesi melengkapi setiap data pelayanan, Ungkap Lawalata mengakhiri sambutannya.
Disisi lain para pelayan berlatih membuat layout layaknya rubrik majalah. Pelayan tidak diajarkan untuk menjadi jurnalis tetapi belajar menulis jurnalis untuk dapat menceritakan situasi atau konteks yang dapat diolah menjadi berita, opini, serta artiket tertulis agar dapat diberitakan, disebarkan sebagai kabar baik.
Agenda hari pertama yang diarahkan oleh moderator Pdt.H.Rehy (sekretaris klasis) diselesaikan dengan baik karena klasis telutih telah boleh merampungkan semua profil jemaat serta klasis untuk dipublish secara online melalui Media Center GPM dihalam resmi Website GPM. Dua puluh jemaat sudah merampungkan data disertai informasi para pendeta sehingga pemutahiran informasi pelayanan selangkah boleh teratasi. Klasis Telutih telah melakukan lompatan karena ia merupakan Klasis pertama yang melengkapi data pada halaman website secara utuh.