Desa kumul adalah salah satu desa adat di kabupaten Kepulauan Aru. Kumul termasuk dalam kelompok Urlima peran sebagai ekor-Alar.
Tambaroro adalah tarian bahagia karena berkat yang melimpah. Tambaroro biasa dilakukan ketika mau panen hasil laut, kasih makan meti, atau ada berkat lain seperti dapat pekerjaan, naek pangkat atau mendapat jabatan baru.
Mereka mengungkapkannya dengan tambaroro. Ada beberapa tarian yang didendangkan sejak sore sampai pagi hari pada acara puncak Kasih makan meti.
Buat pamali.
Beta saat itu turut hadir menghadiri acara tambaroro untuk persiapan kasih makan meti pada pagi hari 28 desember 2018. Tambaroro dilakukan tgl 27 malam. Sktr jam 10 malam mereka menghadiri acara tambaroro dan bersama tokoh adat menari sawat. Bagi beta sawat bukan hal yang baru sebab sejak melayani di Klasis Buru Utara sering badendang sawat.
Hal yang tidak terduga saat beta bergabung dengan tokoh adat untuk menari sawat. Ibu-ibu ramai-ramai datang dendang bersama namun yang membuat beta heran Mereka datang dengan membawa piring putih dan meletakan di beta kaki. Saat istirahat beta bertanya apa maksudnya semuanya. Tokoh adat menjawab itu biking Pamali. Bagi orang yang baru pertama mengikuti tambaroro dan ikut dendang sawat atau tarian lain harus biking pamali. Kata mereka bukan saja piring, biasa juga uang.
Selain itu saat Tahun baru 1 januari 2019 ada tokoh adat yang datang menjumpai beta dan mengatakan bapen sebentar katong mau pegang tangan tahun baru. Tradisi disana setiap tahun baru ada kelompok-kelompok dari tiga agama bergabung dan membuat kelompok untuk menari dari rumah ke rumah memberi ucapan tahun baru. Beta ada dalam dilematis.
Sebab memang saat ini pastori jemaat sedang dikerjakan baru sekitar 40 persen. Dan beta membersihkan tempat penyimpanan barang (gudang) digereja untuk tinggal sementara. Selain itu tidak ada persediaan untuk tahun baru saat tamu berkunjung. Namun disisi lain beta juga tidak mau mengecewakan tokoh adat dari 3 agama (katolik, protestan dan Islam) dengan niat baik untuk memberi ucapan Tahun baru.
Maklum ini Tahun baru pertama sejak serah terima tanggal 7 januari 2018. Dengan sedikit berat hati beta menjawab siap. Kemudian utusan tokoh adat mengatakan nanti ada biking pamali sebab tahun baru pertama. Hati bertambah bingung. Dengan lapang hati beta menawarkan kalau bisa di halaman gereja saja. Mereka mengiyakan. Tak di duga tokoh adat datang membawa perlengkapan tarian yakni Tifa dan gong.
Ucapan tahun baru bukan datang dan berjabat tangan namun diungkapkan lewat tarian sawat dengan kapata-kapata ucapan syukur atas pemeliharaan Tuhan sampai melewati tahun 2018. Satu kapata yang membuat beta merinding ketika mereka menyanyikan kapata penyerangan belanda di desa Kumul.
Saat kapata itu dinyanyikan ada beberapa org tak tahan untuk menetes air mata. Penyerangan belanda ke kumul sebagai cikal bakal masuknya protestan di kumul.
Saat buat pamali tahun baru, ibu-ibu dari 3 agama (Katolik, Islam dan Protestan) datang dan membuat pamali. Ada yang membawa piring putih, ada yang membawa uang. Piring pamali yang di dapat sejak tambaroro untuk kasih makan meti dan tahun baru sekitar satu lusin. Sedangkan uang pamali untuk tahun baru yang di dapat secukupnya.
Paling tidak bisa untuk memenuhi kebutuhan di Tahun Baru. Kami Semua baik umat dan masyarakat Kumul bergembira atas pemeliharaan Tuhan. Teruslah bergembira memuji keagungan Tuhan atas hidup.
Sekitar 2 jam kami bersama bergembira dihalaman gereja. Kami pun beristirahat. Ada yang melanjutkan tarian untuk berjalan memberi ucapan selamat tahun baru.
Terima Kasih saudara-saudara. Teruslah membangun kehidupan orang basudara. Persaudaraan itu sesungguhnya adalah warisan leluhur yang harus di lestarikan. Sebagaimana ungkapan pemazmur ketika membangun persaudaraan yang rukun maka Tuhan akan memerintahkan berkat kehidupan.
Duid Atursit