Takjub, belum lengkap dengan melihat mahakarya pra sejarah dari Lolotuara, Dewala Kapal kita menyebutnya di bagian selatan pulau Lakor, berlokasi di Jemaat Lolotuara. Seiring dengan berjalannya waktu mahakarya ini tetap terjaga utuh dan terjaga dengan begitu baik. Luas dewala ini lebih dari 100 meter persegi dengan ketinggian berkisar 6 – 8 meter serta memiliki tiga pintu di bagian timur, barat dan utara. Keunikkan lain dari Dewala perahu ini terdapat lubang pengintai terhadap musuh serta sumur tua (masih digunakan sampai saat ini).
Banyak sudah teori yang di gunakan untuk mengamati prosesnya bahkan teori gigi anjing pun tak luput dari berbagai pernyataan yang telah di sampaikan oleh mereka yang takjub dengan mahakarya leluhur ini.
Dari bebarapa orang tua yang bersedia membagikan cerita mengenai Dewala ini bahwa konon Dewala Kapal, dimulai dengan perantauan kakak beradik, Lotloi dan Aliyeru ke pulau Luang. Entah mengapa sampai penduduk kampung menyuruh kedua kakak-beradik ini pulang untuk membangun negeri, namun karena ingin mencari ilmu (Liramelay) Lotloi berpesan ada Aliyeru, ketika Ale bangun kampung sisakanlah sebagian for beta, sampe beta selesai liramelay. Pada saatnya Lotloi pun selesai sesuai pesan tersebu maka ia pun membangunya dengan terinspirasi dari kapal yang ia tumpangi, pembangunan Dewala Kapal juga di yakini sampai saat ini bahwa pembangunannya dapat di selesaikan dalam beberapa hari dengan menggunakan kekuatan mistik.
Tujuan dari pembangunan dewala kapal yakni sebagai benteng pertahanan dari berbagai serangan yang ingin memiliki daerah baru pada zaman itu, lolotuara juga memiliki arti berjalan melalui embun, Seperti yang dikatakan tadi takjub dengan perjalanan memukau anda dalam berwisata, belum lengkap kalau belum melihat Dewala di desa Lolotuara secara langsung.
Sebagai Pendeta GPM yang ditugaskan, memahami betul makna panggilan. Menjadi Pendeta tidak hanya memberitakan injil seperti dipahami khalayak umum namun melompat dari aspek rutinitas pelayanan peribadahan, sesungguhnya menjadi pendeta turut menjadi ispirator, mediator bagi anggota jemaat yang didampingi. Dengan cara memberikan pemahaman bahwa merawat situs-situs tersebut berarti kita telah menjaga identitas sebagai masrarakat setempat, merawat jati diri sebagai orang Lolotura yang memiliki kekayaan wisata yang kelak dapat menjadi incaran para wisatawan.
Masyarakat Lolotura digerakan oleh pelayannya untuk mendesain konsep wisata lokal dengan cara sederhana, murah namun tidak murahan sehingga menawarkan aspek atau situs wisata yang ada seperti penginapan, dan dewala, serta fasilitas pendukung lainnya.
Keterangan Gambar :
- Kiri atas, Tampak dari depan pintu masuk Dewala Kapal
- Kanan atas, dari luar Dewala Kapal
- Lubang pengintai dan sumur tua
- tampak dari samping kiri bagian Dewala Perahu serta pintu Timur Dewala Kapal
Penulis : Pdt.C.H.Saptenno,.S.Si Jabatan : Ketua Majelis Jemaat Lolotura