[Labuan, sinodegpm.org] - Hari ini (26/7), Klasis GPM Seram Utara Barat melakukan peletakan batu Penjuru pembangunan kantor Klasis. Setelah setahun dilembagakan (01/03-2017), Klasis ini berusaha menata infrastruktur penunjang pelayanan berupa Pastori Klasis (Ketua dan Sekretaris) dan kini Kantor Klasis dengan dukungan 13 Jemaatnya.
[caption id="attachment_6354" align="aligncenter" width="1032"] Penyambutan Ketua MPH Sinode GPM Bersama Istri Di Jemaat GPM Labuan Klasis Seram Utara Barat Untuk Peletakan Batu Penjuru Kantor Klasis, 26/07/2018.[/caption]
BATU HIDUP
Pembangunan sebuah sarana fisik gereja bertujuan untuk mengembangkan kualitas pelayanan gereja dalam segala aspek. Melaluinya pula maka gereja akan mampu mendorong perubahan dalam masyarakat.
Pdt. Henky Siahaya, S.Th (Anggota MPH Sinode GPM), dalam khotbahnya menegaskan bahwa hidup itu berintikan pada perubahan bukan sekedar perpindahan. Orang yang hidup adalah yang selalu siap menjemput tantangan dan peluang dan mewujudkan karya bagi kemuliaan TUHAN dan kepentingan pelayanan bagi semua.
[caption id="attachment_6356" align="aligncenter" width="1032"] Sementara mengikuti refleksi Firman Tuhan yang dibawakan oleh Pdt.Henky.Siahaya (Anggota MPH Sinode GPM), 26/07/2018.
Teks tadi (1 Pet. 2:1-10) menegaskan batu hidup sebagai simbol orang Kristen. Ini adalah kritik agar kita tidak melihat kemegahan tembok material melainkan batu yang fungsional yaitu diri kita, dan seluruh jemaat.
Sementara mengikuti refleksi Firman Tuhan yang dibawakan oleh Pdt.Henky.Siahaya (Anggota MPH Sinode GPM), 26/07/2018.[/caption]
Orang Kristen tidak boleh melihat tembok itu melainkan keluar dari individualisme dan menyatu dengan orang lain. Kekristenan itu adalah sebuah komunitas dimana setiap orang bersekutu dengan Allah dan sesama.
Para Pelayan di Klasis Seram Utara Barat
Itu merupakan wujud gereja orang basudara. Sebuah gereja yang menjadikan sesamanya sebagai saudara untuk saling menopang.
INJIL DALAM PARADIGMA PENSEJAHTERAAN
Dalam arahannya, Ketua MPH Sinode GPM, Pdt. A.J.S. Werinussa, menyambut dengan penuh syukur atas peletakan batu penjuru kantor Klasis ini.
Klasis ini (Seram Utara Barat, red) adalah klasis yang baru dan telah berusaha membangun sarana infrastruktur ini. Dan itu alasan kita bersyukur sebagai gereja.
GPM memandang tugas-tugas ini sebagai wujud memberitakan injil dalam semangat baru yaitu membangun kesejahteraan rakyat, bukan lagi sebagai usaha pengkristenan atau mengambil anggota gereja lain.
GPM bersama semua agama harus meletakkan dasar kesejahteraan sehingga konsolidasi dan kordinasi harus berjalan secara baik. Itu juga yang menjadi alasan pelembagaan Klasis ini.
Saya berterimakasih kepada basudara Muslim yang mengikhlaskan pembangunan kantor ini. Bagi GPM ini adalah hal yang luar biasa karena menjadi bukti bahwa gereja dan semua agama berjuang untuk pensejahteraan.
Turut terlibat dalam acara ini antara lain Dr. H. Hattu (anggota DPRD Maluku), Taslim Kalidupa, S.IP dan Z. Latukarlutu, SP (Anggota DPRD Maluku Tengah), dan semua basudara Muslim di Labuan Pulau Tujuh dan Pasanea.
Berikut Peletakan batu penjuru dalam gambar.
Penulis : Pdt. E. T. Maspaitella - Sekretaris Umum MPH Sinode GPM Foto : Pdt. E. T. Maspaitella Editor : Media Center GPM