Ambon - SinodeGPM.ORG - Gereja Protestan Maluku serius melihat dinamika kehidupan yang realistis terhadap kehidupan Warga Gereja Senior (WGS). Hal serupa kemudian di tindak lanjut pada level klasis dan jemaat. Memahami sungguh bahwa mereka yang telah ada dalam usia-usia yang tidak lagi muda secara fisik.
WGS juga dapat dikatakan bahwa seseorang dalam satu masa tertentu mengalami kegagalan dalam mengelolah keseimbangan terhadap kesehatan dan kondisi stres fisiologis.
Kali ini Jemaat GPM Tihulale yang bernaung dibawah wilayah Klasis Kairatu - Kabupaten Seram Bagian Barat, dipimpin oleh seorang perempuan Pdt.Ny.Lily.Patty.Picauly,.S.Th membuat terobosan sebagai pendeta perempuan untuk pertama kali pada masa kepemimpinannya hadirkan pelayanan kesehatan WGS yang telah diprogramkan.
Meresponi positif konsep bergereja tentang WGS yang dituangkan pada persidangan jemaat, dalam forum persidangan pada komisi program para peserta persidangan menaruh perhatian bagi kehidupan kesehatan WGS untuk dapat di realisasikan. Maka melalui persidangan jemaat gpm tihulale memutuskan untuk membuat satu Program Bagi WGS pada level Jemaat.
Program terealisasi 29/08/16 Pukul 09.00 Wit di Gedung serbaguna Jemaat GPM Tihulale, tenaga kesehatan yang dimotori oleh Pustu Tihulale dan melibatkan satu orang tenaga Dokter.
Tenaga medis (dokter) dihadirkan dari Puskesmas Perawatan Taniwel dr.Stanny.Maretha.Loppies,.S.Ked dan Tenaga medis dari Puskesmas Tihulale antara lain ; Hilce Atapary (Pimpinan Pustu, Perawat), Joice Pariama (Perawat), Mirsa Manuputy (Bidan), Triana A. Salawaney (Bidan), Ziakia C. Salampessy (Perawat), dan Junita C. Tapilaha (Perawat).
Proses pengobatan di mulai tepat pukul 10.00 - 14.00, dibantu beberapa pegawai puskesmas pembantu Tihulale. Berkolaborasi dalam kegiatan pengobatan lansia dengan sasaran WGS (Warga Gereja Senior), tenaga dokter dan pegawai Pustu Tihulale melayani 62 orang pasien WGS.
Berdasarkan data yang didapat dari kegiatan ini, Sebagian besar WGS menderita Hipertensi namun kebanyakan dari mereka tidak merasakan gejala sakitnya disebabkan karena aktivitas yang banyak dan berat. Sebagian WGS rutin memeriksakan diri ke Puskesmas Pembantu Tihulale atau tenaga kesehatan di sekitar lingkungan tempat tinggal.
Beberapa dari WGS menderita katarak, namun kesadaran untuk pemeriksaan dan terapi selanjutnya masih kurang dengan alasan usia yang sudah lanjut dan kendala internal pribadi atau keluarga.
Kegiatan pengobatan WGS, dapat disimpulkan bahwa secara fisik para WGS di Jemaat GPM Tihulale masih sangat baik dilihat dari aktivitas mereka yang masih produktif sampai lanjut usia, dan sebagian mereka menderita penyakit degeneratif sehingga fisiknya menurun dan mempengaruhi produktivitasnya.
Pengobatan untuk WGS perdana diadakan di Jemaat GPM Tihulale dan sangat menarik perhatian sebagian besar WGS, terlihat dari jumlah WGS yang hadir. Ini adalah cetusan dari pikiran peserta persidangan Jemaat GPM Tihulale memainkan kolaburasi kesehatan yang menggawang pada gereja.
Diharapkan dapat menjadi rutinitas berkala yang diadakan Jemaat GPM Tihulale bekerja sama dengan Puskesmas Pembantu Tihulale, demi mensejahterakan dan memberikan perhatian yang lebih bagi WGS dalam usia lanjut mereka secara berkelanjutan.
WGS masih sangat produktif apabila mereka dimotivasi dalam setiap kegiatan dan diberikan perhatian lebih dalam kegiatan seperti ini.