[Ambon, sinodegpm.org]-Bakudapa anak remaja merupakan kegiatan yang diusung GPM untuk meningkatkan kreatifitas, iman, dan intelektual anak remaja secara bersama-sama pada arena yang disebut badar.
[embed]https://flic.kr/p/Wiwgu4[/embed]
Berlangsungnya badar Klasis GPM Taniwel sejak 24-38/6 di Jemaat GPM Murnaten.
Dibagi dalam beberapa pojok minat misalnya ; Pojok kesehatan, menulis kreatif, publik speaking, IT, pojok seni, jumpa sahabat dan hukum.
[embed]https://flic.kr/p/VUT9kE[/embed]
Setiap pojok akan memberikan bobotan pengetahuan yang relevan bagi anak remaja sesuai jenjang masing-masing, dengan tujuan menjadikan anak remaja bertumbuh, berkembang dan menjadi cerdas serta berkatakter.
[embed]https://flic.kr/p/VgA5Yi[/embed]
Anak remaja GPM sesungguhnya merupakan aset GPM, sebabnya sejak dini GPM mendesain model pendidikan untuk menyiapkan mereka bersaing ditengah perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan teknologi serta seni.
[embed]https://flic.kr/p/WfdiMA[/embed]
Menariknya Klasis GPM Taniwel mendesain kegiatan memanfaatkan potensi para pendeta yang diberi tanggung jawab menjadi fasilitator dari semua pojok minat, kecuali pojok kesehatan menghadirkan seorang dokter yaitu dr.Stanny.Loppies dan dari pojok Hukum yaitu Jaksa V.Mailoa,.SH.
[embed]https://flic.kr/p/WrC2Kf[/embed]
Jumpa sahabat Klasis Taniwel menghadirkan anak daerah Taniwel Timur dan Taniwel barat yang boleh dikatakan berhasil seperti Dr.M.Rumaherang lulusan rusia menjadi dosen di Unipatti dan Dokter Nefie Nuruwe menjadi kepala laboratorium dinas kesehatan provinsi Maluku.
[embed]https://flic.kr/p/WveYVX[/embed]
"Pemberdayaan pendeta-pendeta agar bisa mengembangkan kemampuan. Para pendeta disini potensial sebabnya kita membuka ruang untuk mengembangkan apa yang menjadi potensi mereka, itu tujuan utamanya", tutur Ketua Klasis Taniwel Pdt.Z.J.Sahertian,.S.Si yang sudah menjalankan tugas selama 5 tahun diklasis setempat.
[embed]https://flic.kr/p/VgAvsD[/embed]
Badar Klasis Taniwel melibatkan 22 jemaat. Secara geografis berada di daerah pegunungan yang terdiri dari 5 jemaat; jemaat Buria, laturake, losap, risol, neniari. Sedangkan jemaat pesisir dimulai dari jemaat murnaten, niniwe, nuniali, wakolo, patahue, taniwel, uweth, hulung, saweli, nupas, somal, lumahlatal, hatma, sekma, lumahpelu, ugab dan walakone.
[embed]https://flic.kr/p/WgoWpC[/embed]
Jumlah pendeta yang bertugas di Klasis Taniwe sebanyak 36 orang semuanya terlibat, ada yang menjadi fasilitator ada juga yang menjadi moderator.
Badar Klasis Taniwel melibatka unsur pengasuh dan anak remaja lingkup Klasis Taniwel. Badar menghadirkan pengasuh sebanyak 112 orang, sedangkan anak tangguh 112 orang dan anak remaja 164 keterwakilan semua jemaat.
[embed]https://flic.kr/p/WveMAc[/embed]
"Bukan sekedar mengisi waktu liburan namun sebagai program Klasis untuk meningkatkan kreatifitas anak membangun kebersamaan untuk mencintai ekologi dan membentuk karakter dan menanamkan intelektual", kata Sahertian sembari membetulkan kacamatanya.
[embed]https://flic.kr/p/Wvmo3r[/embed]
Seorang anak memberikan kesan selama mengikuti badar, "saya merasa senang dan penuh sukacita mengikuti badar tingkat klasis karena disini saya belajar banyak hal dari setiap pojok. Bagi saya ini kesempatan belajar mengembangkan diri", ungkap Clife Wairata lelaki asal kamarian sambil merapikan rambut ikalnya.
Ada lagi seorang anak sebut saja namanya Lany mengungkapkan kesannya "saya tidak ingin badar berakhir, karena saya sangat menikmatinya. Alasan saya sederhana, disini saya dapat bermain dan belajar. Kami suda dibentuk dalam kebersamaan, jika berpisah terasa sedih tentunya".
Diakhir kegiatan anak remaja beserta para pengasuh dan fasilitator diberikan sertifikat oleh Klasis GPM Taniwel sebagai wujud apresiasi karena suda mengambil bagian sesuai dengan kapasitas masing-masing secara maksimal.