Masohi, sinodegpm.org, - Dalam Dalam pergumulan bersama untuk memenuhi tugas dan tanggungjawab pelayanan Gerejawi dari Jemaat GPM Yalahatan sampai Jemaat GPM Huse (25/02/2018), Klasis GPM Masohi menyelenggarakan Pembukaan Persidangan ke-34 dibawah sorotan tema : Allah Kehidupan Tuntunlah Kami Untuk Membela dan Merawat Kehidupan (Kejadian 2 : 15 – 17) dan sub tema : Bersama-sama mengdvokasi hak hidup manusia dan alam untuk hidup berkelanjutan yang semakin bermutu.
Keterangan Foto Dari Sebelah Kanan : Ketua Sinode GPM, Wakil Bupati Maluku Tengah, Dan Ketua Klasis GPM Masohi.
Persidangan Klasis ini dilaksanakan di Jemaat GPM Masohi sebagai tuan rumah pelaksana dengan mengedepankan substansi untuk mengevaluasi dan menetapkan program-program pelayanan yang dilaksanakan untuk menjawab berbagai isu-isu strategis yang ditemui sehingga tantangan pelayanan dapat terjawab secara baik, proporsional, bermutu dan akuntabel.
Para Tamu Undangan Persidangan Klasis GPM Masohi
Ibadah pembukaan Persidangan ke-34 ini terselenggara di Gereja Mahanaim Jemaat GPM Masohi yang dipimpin oleh Pdt. H. Siahaya dari MPH Sinode GPM dan terlaksana secara kreatif yang diisi dengan penampilan beberapa paduan suara dari jemaat-jemaat dan juga adegan oleh pemuda pemudi yang mengangkat ilustrasi tentang advokasi terhadap jemaat dalam berbagai isu strategis dewasa ini baik untuk menjawab persoalan hidup jemaat dan relasi dengan alam sekitar kita.Pembukaan Persidangan Klasis kali ini dihadiri oleh beberapa tokoh dan undangan lainnya seperti Bapak Jhon Pieris (Anggota DPD Maluku), Bpk. W. Wattimena (Anggota DPRD Provinsi Maluku), Wakil Bupati Maluku Tengah, Anggota DPRD Kabupaten Maluku Tengah, para camat, para kepala pemerintah Negeri yang ada di Klasis Masohi, serta peserta sidang yang ada.
Dalam khotbahnya, Pdt. H. Siahaya, memberikan penguatan kepada seluruh jemaat tentang pentingnya memaknai penderitaan Yesus yang rela mengorbankan diri-Nya untuk menebus dosa seluruh umat manusia pada Minggu Sengsara III ini. Konteks pemaknaan itu hendaknya menjadi motivasi kita sebagai Gereja untuk menjawab berbagai tantangan hidup dalam iman dan kerendahan hati.
Ketua Klasis GPM Masohi, Pdt. M. Werinussa, S.Th, M.Si dalam sambutannya memberikan beberapa isu strategis yang harus dimaknai untuk menjawab tantangan pelayanan yang ada kini diantaranya :
- Persoalan sosial kemasyarakatan
- Persekutuan hidup
- Pendidikan
- Pemberdayaan ekonomi
- Relasi lintas agama
- Kepemimpinan penggembalaan
- Pendidikan politik dalam konteks teologi
- Dukungan program Gereja dengan program Pemerintah Daerah Kabupaten Maluku Tengah
- Pembangunan Kantor Klasis GPM Masohi
Menyikapi beberapa poin isu strategis pelayanan yang ada, Ketua Klasis GPM Masohi memberikan penekanan pada pentingnya pendidikan anak sebagai modal pembentukan karakter dan intelektual generasi penerus bangsa dan Gereja yang terimplementasi lewat pembentukan SD Kristen Masohi sebagai sekolah model yang hendaknya dapat dikembangkan untuk menjawab tantangan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat.
Selain itu pula, pembangunan Kantor Klasis GPM Masohi yang sementara dibangun membutuhkan topangan dan kerja sama seluruh elemen sebagai bagian dari tanggung jawab bersama selaku warga Gereja maupun sebagai mitra bersama dengan pemerintah dan berbagai unsur lainnya.
Menghadapi tahun politik yang digeluti, konteks pemilihan umum di tahun 2018-2019 yang akan dialami seharusnya dimantapkan lewat pendidikan politik warga gereja yang lebih dewasa, proporsional dan konsekuen sehingga membentuk warga GPM yang teguh dan tidak terpecah belah oleh berbagai isu yang ada namun justru mengembangkan politik dalam persepektif meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Para Pendeta di Klasis GPM Masohi
Arahan ketua Sinode GPM, Pdt. A. J. S. Werinussa yang memberikan penekanan terhadap capaian keberhasilan pelayanan bukan semata terletak pada realisasi program dan kegiatan serta tata kelola keuangan yang ada, tetapi fokusnya harus diletakkan pada seberapa tangguh pelayan itu kuat dan teguh dalam penderitaan yang dialami dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab pelayanan. Untuk itu keteladanan Kristus harus menjadi sumber inspirasi dalam menggembalakan jemaat yang ada sehingga arogansi kepemimpinan tidak boleh hadir sebagai seorang pelayan Gereja.
Dalam konteks politik, Ketua Sinode GPM mengatakan bahwa politik dalam ranah Gereja dibangun untuk menuju kesejahteraan umat secara komprehensif dan juga membangun hubungan politik orang basudara. Bahwa permasalahan politik hendaknya tidak dibawa ke ranah Gereja karena akan menimbulkan kecurigaan dan kekuatiran umat dalam menjalani seluruh tantangan kehidupan dan pelayanan. Bahwa percakapan dengan seluruh warga Gereja yang ada (termasuk politisi) menjadi percakapan antara Bapak dan Anak, hal itu adalah percakapan pelayanan dan bukanlah percakapan politik. Seorang Bapak harus memikul semua beban anak-anaknya dan bahwa seorang Bapak tidak akan menyakiti hati anak-anaknya sekalipun kedapatan mungkin justru mempermalukan Bapaknya.
Sebelum membuka persidangan Klasis ke-34 ini, Wakil Bupati Maluku Tengah, M. L. Leleury, SE dalam sambutannya menyambut baik dan mengapresiasi pelaksanaan persidangan ini sebagai bagian untuk membangun kebersamaan, partisipasi serta pergumulan program pelayanan untuk mengadvokasi hak hidup manusia dan alam untuk hidup berkelanjutan yang semakin bermutu. Wakil Bupati berharap bahwa persidangan ini tidak menjadi agenda rutin semata namun dimaknai sebagai ajang untuk memboboti hal-hal strategis guna mematangkan program pelayanan yang ada. Ia juga berharap persidangan ini dapat menghasilkan berbagai program kebijakan yang inovatif, responsif dan progresif sesuai kondisi dan kebutuhan umat saat ini maupun menjawab harapan-harapan seluruh jemaat pada masa yang akan datang.
Penulis : Tim Infodotkom Klasis GPM Masohi Editor : Media Center GPM