Keterangan Gambar : Setelah launching, foto bersama Ketua MPH Sinode GPM, Ketua Klasis Lease, Camat Pulau Saparua, Dosen Poltek, Wakil Rektor IAKN, dan Direktur Gasira Maluku
Saparua, sinodegpm.org - Klasis Pulau-Pulau Lease merupakan Klasis Tertua di Gereja Protestan Maluku (GPM). Memiliki dinamika sosial yang beragam dalam semua aspek kehidupan. Karena itu Klasis Pulau-Pulau Lease ingin membangun manusia melalui Pusat Layanan Dan Pemberdayaan Masyarakat, bertempat di Kantor Klasis Lama.
Keberadaan pusat layanan dan pemberdayaan masyarakat Klasis GPM Pulau-Pulau Lease diresmikan oleh Ketua MPH Sinode GPm Pdt. Drs. A J S. Werinussa, M.Si. Pusat Layanan Dan Pemberdayaan Masyarakat Klasis Lease, merupakan upaya gereja bersama lembaga-lembaga mitra Klasis Lease, yaitu ; Yayasan Gasira Maluku, Yayasan Happy Green Island, Universitas Pattimura Ambon, Institusi Agama Kristen Negeri Ambon, dan ditopang oleh mitra lainnya seperti, Pemerintah Kecamatan, Pemerintah Negeri, Kepolisian, Kejaksaan, Pendidikan dan RSUD Saparua untuk berjalan bersama.
Kegiatan ini dihadiri oleh para pendeta se Klasis GPM Pulau-Pulau Lease, Direktur Yayasan Gasira Maluku, Dokter RSU Saparua, Perwakilan Dosen Poltek Negeri Ambon, Wakil Rektor IAKN Ambon, Raja-Raja Negeri se Pulau Saparua, serta para undangan lainnya.
PLPM ini dibangun untuk menyikapi masalah kekerasan perempuan dan anak yang cukup tinggi di wilayah ini, ancaman kekerasan lingkungan di pulau-pulau kecil seperti lease, keterbatasan lapangan kerja dan pengangguran dikalangan pemuda serta pentingnya pendidikan anak sejak dini. Oleh karena itu melalui PLPM lease ini, ada pusat layanan korban kekerasan perempuan dan anak, ada walang Inovasi lingkungan, ada walang pemberdayaan pemuda dan walang kreatif pendidikan formal gereja. Ungkap Pdt. Cak. Sapulete, M.Si yang adalah Ketua Klasis GPM Pulau Pulau Lease.
Sejalan dengan itu melalui gereja mengintervensi program pelayanan sejak tahun 2015 hingga tahun ini sesuai arahan PIP-RIPP GPM dan Renstra Klasis serta Jemaat.
PLPM hadir sebagai upaya gereja mengingat kompleksitas masalah sebagaimana disebutkan sehingga tidak dapat dikelola hanya dalam satu periode pelayanan. Diperlukan model pengelolaan program berkelanjutan dalam rangka mendorong terjadinya transformatif di masyarakat. Karena itu PLPM hadir sebagai pusat edukasi dan penciptaan habitus baru serta penatalayanan bagi korban kekerasan perempuan dan anak juga pemberdayaan masyarakat. Tambah Sapulete mengakhiri sambutannya.
Gereja menjadi peka menyikapi perubahan sosial serta masalah-masalah kehidupan yang semakin kompleks diera yang sudah moderen dari sisi pengetahuan hingga seni dan Teknologi. Sebabnya gereja berupaya menurunkan angka kejadian tentang kekerasan seperti yang telah dijelaskan diatas.
PLPM menjadi wadah Memoralisasi korban pemerkosaan anak-anak kami. Tentang penderitaan korban perkosaan, kekerasan dalam rumah tangga dan kekerasaan seksual lainnya, menjadi penting untuk terus ditindak lanjuti, turur Pdt. Dr. Lies. Marantika Yang adalah ketua Yayasan GASIRA bekerjasama dengan Klasis Pulau-Pulau Lease.
PLPM Klasis Lease yang akan diresmikan hari ini 10/12/2019 mempunyai simpul-simpul yang ada di jemaat-jemaat yang dikonsolidasikan melalui program berkelanjutan 5 tahun terakir ini dan akan terus diperkuat dan dikembangkan di tahun terakir periode pelayanan 2015-2020 dan periode selanjtnya.
Sejalan dengan itu Ketua MPH Sinode GPM Pdt. Drs. A J S. Werinussa, M.Si, jelaskan, Membela dan merawat kehidupan itulah yang dilakukan oleh GPM. Gereja yang membela dan merawat kehidupan adalah gereja yang memberitakan injil. Mungkin dengan pola ini dapat menjadi kajian baru GPM agar kita dapat lakukan ritual pemberdayaan.
GPM memilih jalan seperti ini. Bahwa pemberdayaan itu merupakan bentuk baru ritual GPM memasuki era milenial ini menjadi penting buat kita. Dengan sendirinya kita dapat membela dan merawat kehidupan secara konkrit. Kita diperhadapkan dengan ancaman kehidupan termaksud kekerasan anak dan perempuan dan juga fungsi keluarga dilihat minim untuk merawat kehidupan bersama.
Adanya model seperti ini menjadi penting, ini adalah inovasi yang dibuat oleh Klasis Lease. Kita mesti beranjak ke Klasis Lease dan memulai disana untuk melihat dinamika yang ada pda pusat layanan pemberdayaan ini. Agar dapat ditiru, yang paling baik kita belajar dengan membuat Visualiasi seperti yang telah ada ini, menjadi konkrit untuk dipahami.
Jadi Kita memberitakan injil tidak hanya dalam bentuk hotbah, namun ditindak lanjuti melalui tindakan demikian untuk menjadi garam dan terang dunia.
Werinussa juga memberikan penegasan atas tiga aspek penting, antara lain.
- Fokus pada keluarga, kekerasan pada anak dan perempuan. Jika keluarga itu gagal maka kekerasan merajalela. Kita tidak hanya mendekati peremupan dan anak namun juga keluarga dalam fungsi yang lebih luas. Memadukan pastoral dan keluarga dengan modul yang dapat disiasati
- Diskusi leadership gereja dan masyarakat. Yang berciri melayani. Dalam model leadership yang melayani di gereja kita. Di GPM kita belum memiliki model ideal kepumpinan gereja. Dan selalu merujuk pada ijasah, leader tidak diukur dari seberapa banyak anda membaca buku tapi dengan seberapa lama anda berkarya dengan sungguh. Itu adalah leader. Dalam kesadaran itu maka untuk melahirkan pemimpin butuh model yang dapat dirakit salah satunya dapat di hadirkan melalui pola diskusi.
- Pelayanan Kebencanaan, agar dapat melatih relawan bencana. Ini penting, kita butuh tanggap kepada situasi kebencanaan, sebab bencana jika tidak disikapi dalam peningkatan peran SDM dapat mengganggu gerak kinerja yang lainnya. Saya harap pelayanan kebencanaan menjadi agenda dalam pusat layanan di Lease.