41 Toma ka HaSa
Hari ini (19 Oktober 2019), 201 peserta MPL ke-41 Sinode GPM menuju Jemaat GPM Haruku-Samet untuk melaksanakan sidang MPL (20-23 Oktober 2019).
Persidangan ini berlangsung dalam situasi gempa yang melanda Maluku, dan Jemaat Haruku-Samet merupakan salah satu daerah terdampak dengan kerusakan berat.
Walau demikian, warga Jemaat tetap berkeinginan keras untuk menerima dan melaksanakan MPL tersebut sesuai dengan persiapan yang sudah dilakukan setahun lebih.
Dalam kondisi tersebut, pelaksanaan MPL ini merupakan wujud empati GPM terhadap seluruh masyarakat Maluku yang menjadi korban gempa yang terjadi 26 September dan dampaknya masih terasa hari ini.
Formasi 41
Para peserta yang berasal dari MPH Sinode dan perutusan 34 Klasis GPM ini menyeberang ke Haruku Samet dengan menumpang 40 buah speee boat milik warga Haruku, Pelauw, Kabau, Rohomoni, yang turut menopang pelaksanaan MPL ini.
Semenjak dari Pelabuhan Tulehu menyusuri selat Tengah Tengah ke Pantai Haruku, speed boat tersebut membentuk formasi angka 41 sebagai simbol jumlah pelaksanaan MPL tetapi juga simbolisasi 5 sebagai angka penyatuan dalam kosmologi masyarakat Maluku.
Angka ini sekaligus menjadi penanda bahwa gereja ini dipimpin oleh Tuhan Yang Satu, dan semua umat harus bersama-sama melayari lautan kehidupan dalam kebersamaan, tidak boleh saling mendahului melainkan beriring untuk berjalan bersama (sun-hodos).
Pada sisi lainnya, penyeberangan ini merupakan hakekat dari keberadaan GPM sebagai Gereja Laut Pulau, dimana laut menjadi jembatan kasih yang melaluinya semua pulau menjadi satu, dan bahwa gereja harus terbuka menerima kehadiran siapa saja dalam spirit Gereja Orang Basudara.
Kiranya formasi ini menjadi juga picu semangat yang menghentak kita untuk membingkai kebersamaan antar masyarakat di Maluku dan turut merawat Keindonesiaan kita.
Selamat ber-MPL